Saya tertawa saat saya membaca kartun yang ada. Seorang ibu berdiri disamping anak lelaki remajanya yang kemudian berlari dengan pandangan sekilas. Ketika anak lelaki itu berbalik kearah ibunya dengan ekspresi terganggu, ibu itu mengayunkan tangannya dan berkata : "Saya hanya ingin melihat apa yang kamu pikirkan!"
Hal ini mungkin tidak akan lucu jika anda dapat menghubungkannya dengan diri anda. Adalah sulit ketika orang tua bermaksud untuk membuat percakapan atau menawarkan nasehat dan hal itu ternyata ditolak anak remaja mereka. Ada beberapa halangan yang membuat remaja menahan diri mereka untuk berkomunikasi tentang banyak hal dengan orang yang mereka kasihi. Adalah lebih membuat frustasi ketika anda sebagai orang tua tidak yakin dengan alasan mereka melakukan hal itu.
Saya mendengar anak remaja yang mengatakan bahwa sepanjang waktu mereka telah memberikan apapun untuk dapat berbicara secara terbuka dengan orang tua mereka. Pada saat bersamaan saya melayani orang tua yang memiliki anak remaja dimana ia berusaha dengan segala cara untuk menghancurkan tembok ketidakmampuan berkomunikasi. Baru-baru ini saya menanyakan ratusan remaja untuk membagikan secara terbuka tentang hal-hal yang menutup pintu komunikasi dalam keluarga.
Remaja menjadi terbuka karena topik permasalahan adalah penting untuk mereka. Orang tua adalah orang terpenting dalam kehidupan mereka. Orang tua adalah pemberi pengaruh terbesar - baik positif maupun negatif. Remaja mengatakan bahwa mereka tidak akan tertarik dengan pertanyaan : "Bagaimana harimu nak?" atau "Hei boy, kecilkan suara tape-mu". Mereka ingin sesuatu yang lebih, namun mereka seringkali frustasi.
Ada beberapa penghalang jalan yang membuat remaja tidak dapat menyampaikan isi hatinya dengan orang yang mereka kasihi.
Pemberian Julukan
Remaja diberi julukan setiap hari. Mereka dinilai dan dihakimi karena latar belakang mereka, kendaraan apa yang mereka naiki, apa yang mereka kenakan dan penampilan mereka. Dengan semua karakteristik itu, tempat terakhir yang mereka harapkan untuk menemukan ekstra penghargaan adalah dalam rumah mereka.
Beberapa tahun yang lalu seorang ayah membagikan kisah pada saya tentang konflik dirinya dengan anak perempuannya di malam sebelumnya. Anaknya ini ingin keluar rumah dengan teman-temannya sambil mengenakan pakaian mini yang mengundang imaginasi "macam-macam". Melihat itu sang ayah meminta anak gadisnya untuk mengganti pakaiannya. Waktu anaknya keluar dari kamar, ayahnya berkomentar : "Kamu kelihatan seperti pelacur kalau memakai pakaian itu". Ayah itu membela pernyataannya dengan mengatakan : "Semua itu khan hanya kata-kata. Anak saya juga tahu kalau saya tidak bermaksud demikian. Disamping itu supaya dia tidak mengenakan pakaian seperti itu".
Berlawanan dengan opini sang ayah, kata-katanya berharga mahal. Dia adalah ayah yang anaknya lihat sebagai pemberi arah dan sumber cinta. Rasa berharga sang putri dibangun atas dasar tindakan sang ayah dan dia akan melihat dirinya dimata pria lain berdasar pandangan ayah yang dia cintai, atau dia akan kehilangan semua itu. Kata-kata yang ayahnya katakan tidak memperbaiki keadaan anak perempuannya. Ini juga tidak memberi arahan. Semua ini merasuk ke kedalaman hatinya dan memberi label dan julukan seperti apa dirinya sebagai manusia.
Berapa kali kita menemukan diri kita mengatakan : "Kamu sungguh sembrono" atau "Kamu tidak pernah becus mengerjakan apapun". Selena, 18 tahun mengatakan : "Jika kata-kata orang tua membangkitkan hati, saya sungguh senang. Tapi jika itu negatif dapat membuat saya merasa seperti orang paling rendah di dunia." Pemberian julukan atau label pada anak remaja hanya akan membingungkan isu yang ada dan menciptakan masalah yang lebih dalam lagi.
Perjuangan Terhadap Status "Selalu Jelek"
Meski memiliki hubungan yang paling baik sekalipun, orang yang saling mencinta bisa saling tidak setuju. Namun satu remaja 16 tahun, Eleanor, mengatakan bahwa ia dan orang tuanya hampir setiap hari bertengkar. Eleanor mengatakan : "Paling tidak ketika kami bertengkar, saya tidak akan membiarkan mereka mendekat pada saya".
Ada perbedaan antara bekerja melalui suatu konflik dan pertengkaran yang buruk. Perang terbuka dan percekcokan menyebabkan kerenggangan yang dalam antara orang tua dan anaknya, terutama ketika tidak ada penyelesaian dan pemecahan masalah.
Saya dan anak saya adalah orang yang punya nafsu besar. Saya punya temperamen membara sementara anak saya mudah meledak. Belum lama kami mengalami pengalaman konfrontasi yang tidak menyenangkan (bahkan perang yang buruk). Kami saling menyakiti dan marah. Hari berikutnya saya meminta agar bisa bertemu diluar rumah untuk membicarakan apa yang terjadi.
Kami berdua mulanya berhati-hati. Saya biarkan anak saya Ryan tahu bahwa saya mencintainya dan bahwa saya sungguh menyesal atas pertengkaran ini. Dia setuju. Saya katakan bahwa saya ingin dengar apa yang ingin dia katakan, namun meminta dia mendengarkan juga dari sisi saya. Saya berjanji kami akan bekerja bersama untuk menemukan jawaban. Jam berikutnya pembicaan kami, saya menyadari hal-hal positif dari dirinya, dan itu amat banyak. Dia membagikan rasa frustasinya atas semua hal yang terjadi dalam hidupnya. Dia terluka karena ada rekan yang melukainya. Saya menanyainya untuk membiarkan saya mengetahui jika ia terluka sehingga saya bisa berdoa dan memberi dukungan padanya. Sebelum berakhir, dia memberi saya pelukan dan membiarkan saya tahu bahwa ia mengasihi saya. Kata-kata kemarahan hari sebelumnya sirna saat kami duduk di bak truk dan berbicara. Itu adalah pertengkaran yang kami pernah alami.
Banyak orang tua takut jika mereka bekerja melalui konflik daripada meletakkan hukum bahwa mereka akan kehilangan otoritas mereka. Biarkan saya mengatakan satu hal : Ketika orang tua keluar kendali dan hubungan menjadi amat rendah dan diwarnai teriakan dan pertengkaran atau bahkan tekanan fisik digunakan untuk membuat anak remaja menuruti kehendak orang tua, anda hanya akan kehilangan otoritas atas anak anda. Ketika anda menyelesaikan semuanya melalui konflik dengan hormat, harapan, martabat dan penegasan akan menjadi kesempatan bagi anda menarik respon dari anak anda.
Orang Tua Tidak Benar-Benar Mendengar
Anak remaja ingin memiliki percakapan, tapi mereka tidak akan memaksakan hal itu bila mereka tidak mengetahui bahwa ayah dan ibunya bersedia untuk mendengarkan. Amat membuat frustasi ketika seseorang mendengar hanya sebatas untuk mencoba memperbaiki sesuatu atau untuk menawarkan nasehat atau bahkan kuliah, ketika sesungguhnya yang anak-anak butuhkan adalah telinga untuk mendengar hati mereka. Banyak kali orang tua kehilangan isu yang sesungguhnya karena mereka gagal untuk mendengarkan hingga akhir. Orang tua berpikir bahwa mereka telah memperbaiki masalah pada saat mereka tidak benar-benar mendengar apa yang ada dalam hati anak-anaknya.
Remaja seringkali menguji orang tuanya. Mereka membagikan sebagian masalah hanya untuk menguji reaksi orang tuanya. Jika orang tua bereaksi dengan kotbah tentang kesucian dan kuliah bagaimana tentang hidup di hari-hari mereka, orang tua mungkin sedang membuang kesempatan untuk bisa berkomunikasi. Anak remaja tidak akan mencoba membuat komunikasi kembali. Tapi apa yang terjadi jika anda sebagai orang tua mendengarkan hingga akhir perasaan mereka?. Ketika anda mendengar detak hati anak anda, tantangan yang mereka hadapi, emosi yang mereka perjuangkan. Lalu anda memperlengkapi diri untuk menolong mereka menghadapi masalah yang sebenarnya, maka itu adalah momen untuk menawarkan panduan yang realistik dan menolong menemukan jalan hidup mereka.
Orang Tuaku Menakutkan
Karianne, 17 tahun tidak berbicara dengan orang tuanya karena kenyataan yang ia alami mungkin terlalu tidak menyenangkan bagi orang tuanya. "Orang tuaku tahu hanya sedikit tentang apa yang terjadi dalam hidupku. Ini bukan berarti saya sengaja menyembunyikan sesuatu dari mereka karena saya takut mereka menemukan hal itu, namun lebih karena mereka akan memberikan kuliah panjang tentang bagaimana mengerikannya dunia saat ini. Ini bukan seperti saya mencoba untuk tidak berterus terang atau tidak bisa ditangani, hanya inilah jalan yang lebih mudah".
Bagaimana anak remaja Kristen mengatakan pada ibu atau ayahnya bahwa ada temannya yang melakukan seks di kamar mandi, atau seorang teman mengatakan padanya bahwa ia baru melakukan aborsi, atau bagaimana mempertahankan iman untuk hidup dalam budaya yang bermusuhan dengan Kekristenan?. Jika naluri orang tua mengembalikan setiap percakapan menjadi pelajaran kehidupan, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk memberi anak remaja mereka apa yang paling mereka perlukan - satu tempat untuk berpaling. Kita dan anak-anak kita bersekutu, namun jika anak-anak tidak dapat jujur tentang tantangan yang mereka hadapi, mereka akan membawa beban itu sendirian atau yang paling buruk membuat keputusan yang kritis tanpa bantuan.
Kita harus mendengarkan terlebih dahulu dan bertindak belakangan sehingga kita dapat mengarahkan remaja kita kepada Tuhan yang akan berjalan bersama mereka, tidak peduli apa yang mereka hadapi. Tuhan itu masih relevan dalam masyarakat saat ini. Dia tidak takut terhadap isu yang jahat, seperti juga kita seharusnya.
Keuntungan
Mengerti adanya semua penghalang komunikasi akan menolong kita mengambil percakapan dengan anak remaja kita hingga ke tingkat yang lebih dalam. Berbicara dengan anak remaja bukanlah bentuk satu dimensi. Mereka punya banyak hal untuk ditawarkan. Percakapan yang lebih dalam mengijinkan anak remaja untuk mendapatkan diri para orang tua dengan lebih baik, untuk mendengar apa yang kamu pikirkan dan membiarkan anda membagi suatu gagasan. Membangun kemampuan komunikasi yang kuat menyita banyak waktu dan kerja keras, namun hadiah yang didapatkan adalah kemampuan untuk melihat setiap orang dalam pandangan yang lebih terang - tidak hanya sebagai ibu, anak, remaja atau dewasa, namun sebagai manusia.